ANTI MENJADI BUCIN ALIAS BUDAK CINTA DALAM 5
LANGKAH
Setelah mengeluarkan rilis ciri-ciri budak
cinta, kali ini sayaInstitute memberikan tips agar kita tidak menjadi bucin,
secara efektif dan efisien.
Bucin, alias budak cinta,
sering menjadi bulan-bulanan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Lah gimana nggak; kalau orang-orang bekerja dengan giat, bucin
biasanya bekerja dengan giat, tapi ditambah pula dengan kemampuan siap sedia
pergi ke mana saja jika pacarnya menghubungi sewaktu-waktu. Pokoknya, apa pun
demi kekasih hati, lah!
Ada juga budak cinta yang mati-matian mengejar pujaan hatinya.
Apa pun bakal dilakukan hanya demi secuil perhatian, bahkan jika itu artinya
adalah mengganggu hidup sang idola jiwa, mulai dari menggoda-goda setiap saat,
hingga memaksa masuk ke kehidupannya. Ckck!
Tapi tenang dulu, gaes-gaeskuuu! Mojok Institute, setelah
mengeluarkan rilis resmi mengenai ciri-ciri bucin alias budak cinta, kali ini
ingin memberikan ilmu dan pengetahuan terkait langkah-langkah serta tips khusus
agar kita semua (hah,
kita???) tidak menjadi bucin secara mudah, murah, efektif, dan
efisien:
1. Pakai Otak
Seperti penggalan lirik lagu Rossa (“Hey Ladies, sekarang cinta pakai otak!”),
menjalani hubungan cinta pun harus tak sepenuhnya melibatkan hati dan perasaan.
Jadi, dalam menanggapi segala pernyataan pasangan, berpikir logis, lah,
sekali-sekali, biar situ nggak gampang dibohongin.
Emang mau dibohongin lagi? Buat apa? Udah mah nggak enak, nggak
bisa dimasukkin ke daftar pengalaman kerja di CV pula!!!!1!!1!!!
2. Tetap Mandiri
Budak cinta umumnya merasa dunia akan jadi lebih lengkap kalau
apa-apa dijalani berdua. Makan, berdua. Minum, berdua. Antre di Indomaret,
berdua. Beli bensin, berdua.
Naaaah, untuk menghindari ketergantungan yang mendalam dan rasa
kehilangan yang teramat besar setiap kali pasangan kita (hah, kita??? Aku aja kali,
kamu nggak punya!) sedang sibuk dan pergi entah ke mana, cobalah untuk tetap
bersikap tough dan mandiri. Kalau males sendiri, buat janji bersama teman dan
tetap habiskan waktu secara berkualitas. Begitu, ya, Mbak-Mbak sekalian~
3. Jangan Nggak Enakan Buat Bilang
“Nggak!”
Mentang-mentang cinta, apa pun kamu rela lakukan demi pacar,
mulai dari beliin baju, beliin celana, antar-jemput, sampai bayarin tagihan
listrik dan utang keluarga. Nah, pada titik ini, sebaiknya kamu berpikir ulang
dan mengevaluasi perasaan sayangmu sendiri.
Benarkah kamu melakukan semuanya atas dasar cinta? Ataukah
sebenarnya kamu cuma merasa nggak enak untuk bilang, “Nggak,
ah, Beb,” pada pasanganmu? Kalau kamu merasa nggak enak, apa penyebabnya? Apakah
karena kamu lupa pakai micin?
Intinya, bersikaplah tegas. Bangun batasan tentang hal-hal yang
bisa kamu lakukan dan yang tidak bisa kamu lakukan dengannya ataupun untuknya.
Mantap!
4. Jangan Takut Ditinggalkan
Poin ini adalah poin paling “mengerikan” bagi sebagian orang.
Merasa takut ditinggalkan—atau dalam bahasa sederhananya adalah takut break atau takut putus—banyak orang
memutuskan rela untuk menjadi budak cinta dan melakukan apa pun demi
mempertahankan kekasih hati.
Padahal, nilai diri kita tidak pernah tergantung pada pacar yang
kita miliki, gaes-gaesku. Sebaliknya, kitalah yang menunjukkan siapa diri kita
sebenarnya, baik saat masih jomblo maupun sudah punya kekasih. Toh, kalau si
pacar benar-benar menginginkan kita (hah,
kita???), dia akan menunjukkannya. Nggak usah khawatir~
5. Jangan Punya Pacar atau Gebetan
Ini dia!!! Ini dia poin paling utama dalam langkah menghindari
diri menjadi bucin alias budak cinta!!! Intinya hanya satu: ngapain punya pacar
atau gebetan, Maliiiih???
Ya, ya, ya, daripada pusing menghadapi kenyataan diri berubah
menjadi bucin, kenapa tidak isolasi dirimu sendiri dan menghindar dari kisah
kasih yang terkadang penuh dengan kepiluan dan kepalsuan?